Minggu, 18 November 2012

fungsi emosi dalam kehidupan





FUNGSI EMOSI DALAM KEHIDUPAN


oleh: Rachmi Maulana Putri
PG-PAUD 
FIP 
Universitas Negri Padang


Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa dan emosi.Hidup manusia diwarnai dengan emosi dan berbagai macam perasaan.Manusia sulit menghadapi hidup secara optimal tanpa memiliki emosi.Manusia bukanlah manusia, jika tanpa emosi.Kita memiliki emosi dan rasa, karena emosi dan rasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia.
Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara alami memiliki emosi.Menurut James (Purwanto dan Mulyono, 2006) emosi adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya. Sebagai contoh ketika seseorang diliputi emosi marah, wajahnya memerah, napasnya menjadi sesak, otot-otot tangannya akan menegang, dan energy tubuhnya memuncak.
Pengertian
Emosi (emotion) adalah reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat dan sering terjadi perubahan prilaku (Chaplin,1972 dalam Walgito,2003;203)
Emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak,(Goleman, 1999 dalam  Khodijah,2006)
William James dalam Khodijah,,2006) mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh.
Sedangkan perasaan (feeling) adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal (Chaplin, 1972 dalam Walgito,2003;203)
Perasaan dan emosi umumnya disifatkan sebagai keadaan yang ada pada individu pada suatu waktu (Chaplin, 1972 dalam Walgito,2003;202
Emosi dapat dikontrol .Ada 3  jenis display rules  yaitu, . masking , modulation, dan  simulation (Ekman dan Friesen dalam Walgito,2003;207).
Masking : keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang dialaminya.Modulation : keadaan seseorang yang tidak dapat meredam secara tuntas gejala kejasmaniannya, contoh dia menangis tapi tidak terlalu kuat.Simulation: orang tidak mengalami emosi tetapi seolah-olah mengalami emosi
Emosi hakikatnya adalah salah satu bentuk dari komunikasi seseorang. Kala seseorang emosi, pengertiannya dia sedang berupaya menyampaikan pesan kepada orang lain. Bentuk penyampaiannya berbeda-beda, bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya. Komunikasi pada emosi memiliki ciri-ciri tertentu:
1. Sikap terjadi bukan dibawa sejak diilahirkan.
2. Sikap berubah-ubah dan dapat dipelajari.
3. Siap tidak berdiri sendiri, karena mengandung relasi terhadap suatu objek.
4. Sikap merupakan segi-segi motivasi dan perasaan. Sifat berdasarkan pengetahuan seseorang (Newcomb, Turner, dan Converse, 1981:151).


Fungsi emosi
Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk Survival atau sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi sebagai Energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan Messenger atau pembawa pesan (Mpengertiann dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006)

a.       Survival, yaitu sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Emosi memberikan kekuatan pada manusia untuk membeda dan mempertahankan diri terhadap adanya gangguan atau rintangan. Adanya perasaan cinta, sayang, cemburu, marah, atau benci, membuat manusia dapat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia lain.
b.      Energizer, yaitu sebagai pembangkit energi. Emosi dapat memberikan kita semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup. Contohnya : perasaan cinta dan sayang. Namun, emosi juga dapat memberikan dampak negatif yang membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan nyaris tidak ada semangat untuk hidup.Contohnya : perasaan sedih dan benci.
c.       Messenger, yaitu sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu kita bagaimana keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut. Bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak tahu bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu hal yang terjadi dalam keadaan seperti itu mungkin kita akan tertawa-tawa bahagia sehingga membuat seseorang yang sedang bersedih merasa bahwa kita bersikap empati terhadapnya.
Dari pemaparan tentang fungsi emosi itu sendiri, maka kita dapat tarik suatu kejelasan bahwa emosi dalam kehidupan sangat berperan untuk menunjang segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Penggunaan emosi yang tepat dalam situasi yang tepat dapat memepengaruhi terhadap hasil dari aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Maka dari itu, patutlah kita menyadari tentang fungsi emosi pada diri kita serta menempatkan emosi tersebut pada situasi yang tepat.
Dengan kita tepat dalam menggunakan emosi kita maka kitapun akan tepat dalam menghadapi suatu hal. Emosi tidaklah selalu harus dipengertiankan sebagai hal yang buruk untuk dilibatkan dalam sesuatu karena Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan.
Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang lain yang berhubungan (Mpengertiann, 2003). Maka dari itu sangat penting untuk disadari bahwa melibatkan emosi yang tepat dalam segala hal aktifitas dapat mempengaruhi terhadap perilaku individu kearah perilaku yang tepat pula khususnya dalam mengambil suatu keputusan.

1.    Emosi sebagai Basis Relasi Sosial
Menurut Wijikongko (1997:21) mendefinisikan bahwa emosi adalah kekuatan tanpa batas, energy vital yang dapat kita manfaatkan untuk meraih kesuksesan dalam hidup.  Badudu-Zain (2001:385) mengungkapkan bahwa emosi adalah rasa hati, perasaan, gerak rasa seperti rasa cinta, pilu, sedih, duka cita, iba, cinta, iba, murka dan lain sebagainya.
Dari pengertian tersebut membuktikan bahwa emosi adalah perasaan-perasaan yang kita alami dan yang mendorong kita untuk melakukan suatu perbuatan tertentu ketika menghadapi suatu masalah atau yang akhirnya mengelompokkan emosi itu dalam suatu goongan-golongan yang besar, diantaranya :
a.       Amarah
b.      Kesedihan
c.       Rasa takut
d.      Kenikmatan
e.       Cinta
f.       Terkejut
g.      Jengkel
h.      Malu
Perasaan-perasaan yang dialami diatas kemudian mendorng manusia melakukan suatu perbuatan dalam bentuk perilaku. Menurut Wikipedia, perilaku manusia itu sendiri adalah perilaku yang dimiliki manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi dan/atau genetika. Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Prilaku-prilaku yang muncul dapat melahirkan kecerdasan emosi.
Ada pengertian yang diungkapkan oleh Golleman (2009:60) bahwa ada 5 domain kecerdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan emosi yaitu,
1.      Kemampuan mengenal emosi
2.      Mengelola emosi
3.      Memositivasi diri
4.      Mengenali emosi orang lain
5.      Membina hubungan social
Apa jadinya jika hubungan social kita dengan orang lain terjadi tanpa adanya emosi ? hubungan itu akan hambar saja. Tidak aka nada rasa dekat yang terbangun. Adanya emosi yang positif seperti rasa cinta, bahagia, kasih sayang, penerimaan, kegembiraan, kedamaian, akan membuat hubungan social anda semakin erat.


2.    Emosi sebagai Basis Moralitas
 Moral adalah tindakan yang dinilai positif oleh manusia lainnya. Moral secara ekspilsit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi. Individu tanpa moral tidak bisa bersosialisasi. Moral adalah perbuatan / tingkah laku / ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Apabila yang dilakukan oleh orang tersebut dinilai bermoral (sesuai dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat), maka orang tersebut dapat dengan mudah diterima di lingkungan masyarakat tersebut.
Nilai intrinsic moral diungkapkan dalam kenyataan bahwa dari sudut pandang moral, kita tidak hanya peduli tentang bagaimana orang bertindak, namun juga tentang bagaimana mereka merasa. Ini terjadi karena emosi adalah ungkapan tulus dari sikap dasar kita dan nilai-nilai yang abadi. Ini menunjukkan bahwa moral dipengaruhi  oleh emosi, dan pengendalian moral oleh emosi akan mempengaruhi interaksi social kita, dalam kata lain proses sosialisasi yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga fungsi moral terhadap emosi :
1.      Emosi mempunyai peran yang penting dalam menanggapi stimulus dan respon terhadap suatu moral dalam satu situasi
2.      Emosi dapat memositivasi kita dalam mengembangkan tingkah laku yang sesuai moral dan melawan tindakan tidak bermoral
3.      Emosi mempunyai peran yang komunikatif dalam menunjukkan pengertian tindakan  kita terhadap orang lain. Kadang kita tidak menyadari seberapa peduli kita terhadap seseorang sampai adanya rasa cemburu, takut dan sebagainya.
3.    Emosi Memotifasi
Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan .secara teoritis dapat memotivatsi perilaku. Pada situasi yang penting,emosi dapat bereaksi dalam menghadapi situasi tersebut. Kita tidak perlu untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi situasi tersebut karena emosi akan mempersiapkan segalanya untuk melewati rintangan yang dalam pikiran kita dan yang ada di lingkungan kita.
Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu.
Emosi-emosi tertentu mendorong seseorang melakukan tindakan tertentu.Misalnya pada saat mengalami emosi cinta.Karena emosi itu, Anda berbuat macam-macam hal untuk menarik perhatian yang Anda cintai.Anda rela menembus hujan lebat karena ingin menunjukkan bahwa Anda selalu menepati janji.Mungkin Anda juga rela menemaninya mendaki gunung, padahal Anda takut ketinggian.
4.    Emosi sebagai Komunikasi

Emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain. Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari emosi.Sejak dahulu di dalam kehidupan masyarakat primitive, dan di dalam dunia buas binatang guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi seperti kata-kata.Saat sekarang pada masyarakat modern guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata.
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain atau mengirimkan suatu pesan atau tanda, tentunya secara didasari kita akan sangat sulit untuk mengubah emosi yang kita alami. Contohnya, saat kita marah pada orang yang akan ditemui, akan sangat sulit bagi kita mengubah ekspresi kita untuk tersenyum meskipun kita telah berniat untuk tidak marah di depannya.
Fungsi emosi merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaanya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis.  Menagis ini merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal. Demikian pula halnya tertawa terbahak-bahak, atau pun memeluk ibunya dengan erat.Ini merupakan contoh bentuk komunikasi anak yang bermuatan emosional.
Komunikasi memberikan /membawa informasi kepada individu dan kelompok, untuk mengambil keputusan. Suatu saat anda dan beberapa teman anda menerima tawaran untuk melakukan test tertentu, guna kepentingan promosi jabatan pada level tertentu. Dalam surat tersebut tertera sederet kualifikasi (persyaratan) untuk jabatan yang dimaksud tersebut. Lalu anda mempersiapkan segala sesuatunya.Disinilah komunikasi membantu meneruskan data, guna sebuah pengambilan keputusan pengisian jabatan yang dimaksud tadi.

Empat Sifat Laten Pengalaman Emosional
Penelitian Ghom dan Clore (2002) menjabarkan empat sifat laten pengalaman emosional ketika kita sedang berada dalam sebuah suasana emosi tertentu. Keempat sifat laten pengalamn emosional ini menurut penelitian mereka ternyata sangat berpengaruh pada kebahagiaan seseorang, kesehatan mental, kecemasan, dan gaya atribusi kita. Keempat sifat laten pengalaman emosional tersebut sebagai berikut :
a.       Kejelasan (emotional clarity).  Dijabarkan sebagai kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi dan membedakan emosi spesifik yang sedang dirasakannya. Contoh ungkapan dari sifat laten ini seperti “saya sulit menamakan emosi yang sedang saya rasakan; saya selalu mampu menamakan tiap emosi yang sedang saya rasakan; atau saya mampu mengetahui secara tepat tiap emosi yang sedang saya rasakan”.
b.      Intensitas (emotion intensity). Diartikan seberapa kuat atau besar intensitas emosi spesifik yang dapat dirasakannya. Contoh ungkapan sifat laten ini adalah “ ketika saya merasakan kebahagiaan, saya merasa seperti dipenihi oleh energy kebahagiaan yang tak tertikra; atau ketika saya berhasil dalam suatu pekerjaan, reaksi saya biasa saja, tenang dan diam.”
c.       Perhatian (emotional attention). Dijelaskan sebagai kecenderungan seseorang untuk mampu memahami, menilai , dan menghargai emosi spesifik yang sedang dirasakannya. Ungkapan sifat laten ini seperti “saya memerhatikan secara penuh bagaimana saya  merasakan sesuatu , atau saya percaya untuk mengikuti kata hati saya.”
d.      Ekspresi (emotional expression). Didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakannya kepada orang lain. Ungkapan sifat ini, yaitu “ketika saya marah, semua orang disekeliling saya tahu bahwa saya sedang marah; saya selalu mengekspresikan apa yang saya rasakan kepada orang lain atau sekitar saya; atau saya tidak mampu menahan atau menyembunyikan emosi yang sedang saya rasakan.”
Studi pertama mereka adalah mencoba untuk mengkorelasikan empat sifat laten ini dengan konstruk kepribadian Big Five yang terdiri dari empat kepribadian utama dalam diri individu, yaitu neurotisisme (neuroticism), Ekstraversi  (extraversion), keterbukaan (openness), sifat meudah untuk menyetujui sesuatu (agreeableness), dan sifat mengikuti kata hati (conscientiousness).

Langkah-langkah untuk meningkatkan emosi positif
Ada empat langkah untuk meningkatkan emosi positif (Bastaman, 1996; Rice, 1992; Hanh,1987), deiantaranya sebagai berikut:
a.       Membangun pengalaman yang positif

Langkah ini dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik jangka pendek dan teknik jangka panjang.
1.      Teknik jangka pendek dapat dilakukan dengan meyakinkan diri anda untuk melakukan kegiatan yang menyenagkan mulai dari sekarang. Caranya adalah dengan meningkatkan kegiatan menyenangkan yang dapat anda rencana sendiri dengan membuat jadwal pada hari-hari yang akan anda lewati.
2.      Teknik jangka panjang.  Apabila anda ingin membuat perubahan dalam diri anda, buatlah perencanaan kegiatan positif sesering mungkin. Bangunlah “keberhargaan hidup” sesuai dengan yang anda inginkan. Berikan tanda kecil atau ceklis, setelah kegiatan selesai dilakukan.

b.      Membina persahabatan

Perbaikilah atau jalinlah kembali hubungan lama anda dengan orang lain yang jarang ditemui. Buatlah hubungan baru dan jagalah hubungan tersebut sebaik mungkin.

c.       Menghindari kekosongan
Sibukkanlah diri  dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang menjauhkan diri dari emosi negative.

d.      Mengingat pengalaman-pengalaman positif
Pusaatkan perhatian pada peristiwa-peristiwa positif terlebih dahulu yang pernah terjadi.Biarkanlah pikiran mengembara atau me-recall kembali kenangan-kenangan tersebut. Sehingga hal-hal negative yang dirasakan akan terlupa dari pikiran.

Kiat umum mengelola emosi
Ada kiat umum untuk mengelola emosi (Rice,1992), di antaranya sebagai berikut:
1.      Nikmati pengalaman emosi yang dirasakan
Perhatikan diri dan amati yang timbul pada saat yang dirasakan. Rasakan emosi ini sebagai suatu yang dapat dating dan pergi.Usahakan untuk tidak menolak emosi tersebut.Coba untuk tidak mencoba lepas dari emosi yang sedang dirasakan.Jangan bereaksi berlebihan pada saat emosi itu datang.
2.      Ingatkan diri
Jangan mematuhi emosi yang dirasakan, ingatkan diri apabila merasakan hal yang berbeda dari emosi.
3.      Praktikkan dengan baik emosi yang dirasakan
Cobalah untuk tidak menghakimi emosi.Ikuti emosi tersebut dan terima emosi tersebut dengan tenang.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Emosi memberikan perngaruh yang positif dalam kehidupan.Melalui emosi seseorang dapat memotivasi setiap tindakannya. Emosi akan mempersiapkan segalanya untuk dapat melewati rintangan yang ada dalam pikiran manusia dan yang ada di lingkungan. Emosi juga sebagai bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain. Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari emosi.
B.     Saran
Emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi kita terhadap sebuah peristiwa.Kita bisa memendang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa dalam persepsi atau penilaian negative, dan juga bisa dalam persepsi yang lebih positif. Ketika kita menilai sebuah peristiwa secara lebih positif meka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif








DAFTAR PUSTAKA

Hildayani,Rini.2005. Psikologi Perkembangan.Jakarta: Universitas Terbuka.

Hurlock,Elizabet.1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Nugraha, Ali. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
                                                                                                   
Safaria, Triantoro. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara.

Santorck, Jhon. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar