Jumat, 14 Desember 2012

Perkembangan Emosi AUD

  Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi AUD
Sejumlah studi tentang emosi anak telah mengungkapkan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung sekaligus pada factor pematangan (maturation) dan factor belajar.Reaksi emosional yang tidak muncul pada awal masa kehidupan tidak berarti tidak ada. Reaksi emosional itu mungkin akan muncul di kemudian hari, dengan adanya pematang dan system endokrin.
Pematang dan belajar berhubungan erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi sehingga pada saatnya akan sulit untuk menentukan  dampak relatifnya. Beberapa peran yang dimainkan factor pematangan dan factor belajar dalam perkembangan emosi.
1.      Peran Pematangan
Perkembangan intelektual menghasilkan perkembangan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti, memperhatikan satu ransangan dalam jangka waktu yang lebih lama dan memutuskan ketegangan emosi pada satu obyek.Kemapuan mengingat menduga juga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian anak-anak menjadi aktif terhadap ransangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka dalam usia yang lebih muda. Perkembangan kelenjer endokrin penting untuk mematangkan perilaku emosional.
2.      Peran Belajar
Dengan adanya pematangan system syaraf dan otot, anak-anak mengembangkan potensi untuk mengembangkan berbagai mecam reaksi. Pengalaman belajar anak akan menentukan reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan.
3.      Kepentingan yang Relatif dari Faktor Pematangan dan Faktor Belajar
Factor belajar lebih penting dari factor pematangan, karena belajar merupakan factor yang lebih dapat dikendalikan.Factor pematangan juga agak dapat dikendalikan tetapi hanya dengan cara mempengaruhi kesehatan fisik dan memelihara keseimbangan tubuh, yaitu melalui pengendalian kelenjer yang sekresinya digerakkan oleh emosi.

Ciri Khas Emosi Anak
Adanya pengaruh faktor pematangan dan faktor belajar terhadap perkembangan emosi menyebabkan emosi anak kecil seringkali sangat berbeda dari emosi anak yang lebih tua atau orang dewasa.Orang dewasa yang belum memahami hal ini cenderung menganggap anak kecil sebagai tidak matang. Sangat tidak logis bila orang dewasa menuntut agar semua anak pada usia tertentu mempunyai pola emosi yang sama. Perbedaan individu tidak dapat dielakkan, karena adanya perbedaan taraf pematangan dan kesempatan belajar.Terlepas dari adanya perbedaan individu, ciri khas emosi anak membuatnya berbeda dari emosi orang dewasa. Ciri khas tersebut antara lain :
·         Emosi yang kuat
Anak kecil bereaksi dengan intesitas yang sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang serius. Anak pra remaja bahkan bereaksi dengan emosi yang kuat terhadap hal-hal yang tampaknya bagi orang dewasa merupakan soal sepele.
·         Emosi seringkali tampak
Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi yang meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukman, sehingga mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan emosi. Kemudian mereka akan berusaha mengekang ledakan emosi mereka atau bereaksi dengan cara yang lebih dapat diterima.
·         Emosi bersifat sementara
Peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis, atau dari marah ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang merupakan akibat dari 3 faktor, yaitu :
  1. Membersihkan sistem emosi yang terpendam dengan ekspresi terus terang.
  2. Kekurangsempurnaan pemahaman terhadap situasi karena ketidakmatangan intelektual dan pengalaman yang terbatas.
  3. Rentang perhatian yang pendek sehingga perhatian itu mudah dialihkan. Dengan meningkatnya usia anak, maka emosi mereka menjadi lebih menetap.
·         Reaksi mencerminkan individualitas
Semua bayi yang baru lahir mempunyai pola reaksi yang sama. Secara bertahap dengan adanya pengaruh faktor belajar dan lingkungan, perilaku yang menyertai berbagai macam emosi semakin diindividualisasikan. Seorang anak akan berlari keluar dari ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak lainnya mungkin akan menangis dan anak lainnya lagi mungkin akan bersembunyi di belakang kursi atau di balik punggung seseorang.
·         Emosi berubah kekuatannya
Dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi yang sangat kuat berkurang kekuatannya, sedangkan emosi lainnya yang tadinya lemah berubah menjadi kuat. Variasi ini sebagian disebabkan oleh perubahan dorongan, sebagian oleh perkembangan intelektual, dan sebagian lagi oleh perubahan minat dan nilai.
·         Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku
Anak-anak mungkin tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara langsung, tetapi mereka memperlihatkannya secara tidak langsung melalui kegelisahan, melamun, menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup, seperti menggigit kuku dan mengisap jempol.

B.     Metode Belajar yang Menunjuang Perkembangan Emosi AUD
1.      Belajar Secara Coba dan Ralat
Terutama melibatkan aspek reaksi. Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak.
2.      Belajar dangan Cara Meniru
Akan mempengaruhi aspek perkembangan dan aspek reaksi.  Dengan cara mengamati hal-hal yang  membangkitkan emosi pada orang lain, anak-anak beraksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati.
3.      Belajar dengan Cara Mempersamakan Diri
Sama dengan belajar secara menirukan yaitu menirukan reaksi emosional orang lain dan tergugah oleh ransangan yang sama dengan raqnsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru. Anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya dan motivasi untuk menirukan orang yang dikagumi lebih kuat dibandingkan dengan motivasi untuk menirukan sembarang orang.
4.      Belajar Melalui Pengkondisian
Berarti belajar dengan cara asosiasi. Dalam metode ini obyek dan situasi yang pada mulanya  gagal memancing reaksi emosional kemudian dapat berhasil dengan cara asosiaosi. Etode ini berhubungan dengan aspek ransangan, bukan denga aspek reaksi.
5.      Pelatihan
Pelatihan atau belajar dibawah bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek reaksi. Kepada anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi teransang

C.    Bahaya Perkembangan Emosi Masa AUD
Ada beberapa bahaya dalam perkembangan emosi berkembang lebih awal dalam kehidupan anak sedangkan yang lain tidak muncul sampai anak menginjak masa puber.
Ketelantran Emosional
Ketelataran emosional tedak berarti bahwa anak-anak terlantar dari semua pengalaman emosional.Hal ini berarti bahwa anak-anak tidak cukup mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan terutama keingintahuan, kegembiraan, kebahagian, dan kasih sayang.Sebagian anak tumbuh dalam lingkungan yang banyak memberikan pengalaman-pengalaman emosional yang tidak menyenangkan.Ketelantaran emosi ada hubungannya dengan ketelantaran kasih sayang.
Sebab Ketelantaran Kasih Sayang
            Bayi, mungkin karena dititipkan di panti asuhan atau terlantar dari sumber kasih sayang yang tetap karena kematian salah satu atau kedua orang tua.Atau karena penolakan orang tua, diabaikan, atau mendapat perlakuan yang salah, atau mungkin orangtua berpandangan bahwa memperlihatkan kasih sayng berarti “memanjakan” anak.
            Sebaliknya, ketelantaran kasih sayang mungkin disebabkan oleh penolakan anak terhadap orang tua karena orang tua tidak memenuhi kebutuhan anak.
Dampak Ketelantaran Kasih Sayang
a)      Mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Keadaan sedih pada bayi karena kurang perawatan kasih sayang menghambat sekresi hormone kelenjer dibawah otak, termasuk didalamnya hormone pertumbuhan.
b)      Perkembangan motoric duduk, berdiri dan berjalan, umumnya terlambat, sehingga anak menjadi lebih canggung dan kikuk dibandingkan dengan teman sebayanya.
c)      Perkembangan bicara terlambat, mengalami gangguan bicara, misal gagap.
d)     Perkembangan intelektual terlambat. Anak tidak mampu memusatkan perhatian dan perhatiannya mudah beralih.
e)      Mengalami hambatan dalam belajar bergaul dengan orang lain.
f)       Reaksi emosional dan social yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari ketelantaran kasih sayang.
Dampak Jangka Panjang Ketelantaran Emosional
            Meningkatkan kecendrungan timbulnya malasuai apabila hal itu diikuti dengan kondisi lain yang tidak menyenangkan.
Terlalu Banyak Kasih Sayang
Akan mendorong anak untuk belajar memusatkan kasih sayang pada diri sendiri dan menuntut dan mengharapkan kasih sayang dari orang lain. Akan mendorong anak memusatkan kasih sayang mereka secara menyolok kepada satu atau dua orang saja. Hal ini akan membuat anak cemas dan tidak tentram apabila orang-orang itu tidak ada atau apbila perilaku mereka pada suatu saat mengesankan bahwa hubungan itu tentram.
Beberapa factor yang mempengaruhi dampak ketelantaran kasih sayang:
1.      Taraf ketelantaran, frustasi yang ringan terhadap hasrat akan kasih sayang.
2.      Saat terjadinya ketelantaran, usia 6 bulan sampai 5 tahun adalah masa kritis ketelantaran kasih sayang.
3.      Orang yang dipisahkan dair anak. Anak akan merasa tidak disukai, tidak dicintai, dan ditolak.
4.      Luas pemisahan. Jika dipisahkan kurang dari 3 bulan, menyebabkan resumsifisik dan mental yang normal.
5.      Kepribadian,
6.      Urutan kelahiran, anak sulung terbiasa dengan perhatian dan kasih sayang sehingga lebih mudah dirusak oleh anank-anak yang lahir kemudian.
7.      Ukuran keluarga. Anak-anak dari keluarga besar terbiasa dengan hubungan yang agak kurang dengan ibu, tidak lebih mudah dirusak ketelantaran kasih sayang  dibandingkan dengan anak tunggal.
8.      Pengganti sumber kasih sayang yang memuaskan.

Perubahan Emosi Pada Bayi
Menurut Lewis, (2002) pembagian emosi dibagi menjadi 2 klasifikasi:
1.      Emosi Primer, yang muncul pada manusia dan juga binatang, mencakup:
Kemunculan Awal
Emosi
3 bulan
Senang (joy), sedih ( sadness), jijik (disgust)
2-6 bulan
Marah (anger),
6 bulan pertama
Terkejut (surprise)
6-8 bulan
Takut (fear) mencapai puncaknya pada usia 18 bulan
2.      Emosi yang Disadari,
1,5 – 2 tahun
Empati, cemburu (jealousy), kebingungan (emmbrasment)
2,5 – 4 tahun
Kebanggaan (pride), malu (shame), rasa bersalah (guilt)
Rasa bangga muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan prilaku tertentu (Lewis, 2002).Rasa bangga sering kali di asosiasikan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Rasa malu muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau target tertentu (Lewis, 2002) anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut. Rasa malu biasanya berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat mengakibatkan kebingungan dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Tubuh anak yang mengalami rasa malu biasanya akan terlihat separti mengerut seolah-olah ingin menghindar dari tatapan orang lain.
Rasa bersalah biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan (Lewis, 2002) perasaan malu dan bersalah memiliki karakteristik fisik yang berbeda.Ketika seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah mengecilkan tubuh mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan ketika mereka mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha memperbaiki kegagalan mereka.
Masa Kanak-Kanak Madya dan Kanak-Kanak Akhir
Beberapa perubahan yang penting dalam perkembangan emosi pada masa kanak-kanak madya dan akhir:
1.      Peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks, misalnya kebanggaan dan rasa malu (Kuebli,1994). Emosi-emosi ini menjadi lebih terinternalisasi (soft generated) dan terintegrasi dengan tanggungjawab personal.
2.      Pengingkatan pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalamai lebih dari satu emosi dalam situasi tertentu.
3.      Peningkatan kecendrungan untuk lebih mempertimbangkan kejadian-kejadian yang menyebabkan reaksi emosi tertentu.
4.      Peningkatan kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi emosional yang negative.
5.      Penggunaan strategi personal untuk mengalihkan perasaan tertentu, seperti mengalihkan atensi atau pikiran ketika mengalami emosi tertentu.
Ketika mencapai masa kanak-kanak madya, seorang anak menjadi lebih reflektif dan strategis dalam kehidupan emosional mereka, tetapi anak-anak dalam usia ini juga memiliki kemampuan menunjukkan empati yang tulus dan pemahaman emosional yang lebih tinggi dibandingkan masa sebelumnya (Thompson dan Gootvin, 2005, hal.401-402).




Sumber Bacaan

Hurlock, B. Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Satrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Seri Ayah Bunda (1998) Dari A sampai Z tentang Perkembangan Aud, Jakarta, Yayasan aspirasi pemuda

1 komentar:

  1. Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

    At least 160 000 women and men are utilizing a simple and SECRET "liquid hack" to lose 2lbs each and every night while they sleep.

    It's effective and works with everybody.

    Here are the easy steps for this hack:

    1) Go get a drinking glass and fill it up half the way

    2) Proceed to learn this awesome HACK

    and be 2lbs skinnier in the morning!

    BalasHapus