Kondisi yang
Mempengaruhi Perkembangan Emosi AUD
Sejumlah
studi tentang emosi anak telah mengungkapkan bahwa perkembangan emosi mereka
bergantung sekaligus pada factor pematangan (maturation) dan factor
belajar.Reaksi emosional yang tidak muncul pada awal masa kehidupan tidak
berarti tidak ada. Reaksi emosional itu mungkin akan muncul di kemudian hari,
dengan adanya pematang dan system endokrin.
Pematang
dan belajar berhubungan erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan
emosi sehingga pada saatnya akan sulit untuk menentukan dampak relatifnya. Beberapa peran yang
dimainkan factor pematangan dan factor belajar dalam perkembangan emosi.
1.
Peran
Pematangan
Perkembangan
intelektual menghasilkan perkembangan untuk memahami makna yang sebelumnya
tidak dimengerti, memperhatikan satu ransangan dalam jangka waktu yang lebih
lama dan memutuskan ketegangan emosi pada satu obyek.Kemapuan mengingat menduga
juga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian anak-anak menjadi aktif
terhadap ransangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka dalam usia yang lebih
muda. Perkembangan kelenjer endokrin penting untuk mematangkan perilaku
emosional.
2.
Peran
Belajar
Dengan
adanya pematangan system syaraf dan otot, anak-anak mengembangkan potensi untuk
mengembangkan berbagai mecam reaksi. Pengalaman belajar anak akan menentukan
reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan.
3.
Kepentingan
yang Relatif dari Faktor Pematangan dan Faktor Belajar
Factor
belajar lebih penting dari factor pematangan, karena belajar merupakan factor
yang lebih dapat dikendalikan.Factor pematangan juga agak dapat dikendalikan
tetapi hanya dengan cara mempengaruhi kesehatan fisik dan memelihara
keseimbangan tubuh, yaitu melalui pengendalian kelenjer yang sekresinya
digerakkan oleh emosi.
Ciri Khas Emosi Anak
Adanya
pengaruh faktor pematangan dan faktor belajar terhadap perkembangan emosi
menyebabkan emosi anak kecil seringkali sangat berbeda dari emosi anak yang
lebih tua atau orang dewasa.Orang dewasa yang belum memahami hal ini cenderung
menganggap anak kecil sebagai tidak matang. Sangat tidak logis bila orang
dewasa menuntut agar semua anak pada usia tertentu mempunyai pola emosi yang
sama. Perbedaan individu tidak dapat dielakkan, karena adanya perbedaan taraf
pematangan dan kesempatan belajar.Terlepas dari adanya perbedaan individu, ciri
khas emosi anak membuatnya berbeda dari emosi orang dewasa. Ciri khas tersebut
antara lain :
·
Emosi yang kuat
Anak
kecil bereaksi dengan intesitas yang sama, baik terhadap situasi yang remeh
maupun yang serius. Anak pra remaja bahkan bereaksi dengan emosi yang kuat
terhadap hal-hal yang tampaknya bagi orang dewasa merupakan soal sepele.
·
Emosi seringkali tampak
Anak-anak
seringkali memperlihatkan emosi yang meningkat dan mereka menjumpai bahwa
ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukman, sehingga mereka belajar
untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan emosi. Kemudian
mereka akan berusaha mengekang ledakan emosi mereka atau bereaksi dengan cara
yang lebih dapat diterima.
·
Emosi bersifat
sementara
Peralihan
yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis, atau dari marah
ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang merupakan akibat dari 3 faktor,
yaitu :
- Membersihkan sistem emosi yang terpendam dengan ekspresi terus terang.
- Kekurangsempurnaan pemahaman terhadap situasi karena ketidakmatangan intelektual dan pengalaman yang terbatas.
- Rentang perhatian yang pendek sehingga perhatian itu mudah dialihkan. Dengan meningkatnya usia anak, maka emosi mereka menjadi lebih menetap.
·
Reaksi mencerminkan
individualitas
Semua
bayi yang baru lahir mempunyai pola reaksi yang sama. Secara bertahap dengan
adanya pengaruh faktor belajar dan lingkungan, perilaku yang menyertai berbagai
macam emosi semakin diindividualisasikan. Seorang anak akan berlari keluar dari
ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak lainnya mungkin akan menangis dan
anak lainnya lagi mungkin akan bersembunyi di belakang kursi atau di balik
punggung seseorang.
·
Emosi berubah
kekuatannya
Dengan
meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi yang sangat kuat berkurang
kekuatannya, sedangkan emosi lainnya yang tadinya lemah berubah menjadi kuat.
Variasi ini sebagian disebabkan oleh perubahan dorongan, sebagian oleh
perkembangan intelektual, dan sebagian lagi oleh perubahan minat dan nilai.
·
Emosi dapat diketahui
melalui gejala perilaku
Anak-anak
mungkin tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara langsung, tetapi
mereka memperlihatkannya secara tidak langsung melalui kegelisahan, melamun,
menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup, seperti menggigit kuku
dan mengisap jempol.
B. Metode Belajar yang
Menunjuang Perkembangan Emosi AUD
1.
Belajar
Secara Coba dan Ralat
Terutama
melibatkan aspek reaksi. Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan
emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan
menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak.
2.
Belajar
dangan Cara Meniru
Akan
mempengaruhi aspek perkembangan dan aspek reaksi. Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi pada orang lain,
anak-anak beraksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang
yang diamati.
3.
Belajar
dengan Cara Mempersamakan Diri
Sama
dengan belajar secara menirukan yaitu menirukan reaksi emosional orang lain dan
tergugah oleh ransangan yang sama dengan raqnsangan yang telah membangkitkan
emosi orang yang ditiru. Anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai
ikatan emosional yang kuat dengannya dan motivasi untuk menirukan orang yang
dikagumi lebih kuat dibandingkan dengan motivasi untuk menirukan sembarang
orang.
4.
Belajar
Melalui Pengkondisian
Berarti
belajar dengan cara asosiasi. Dalam metode ini obyek dan situasi yang pada
mulanya gagal memancing reaksi emosional
kemudian dapat berhasil dengan cara asosiaosi. Etode ini berhubungan dengan
aspek ransangan, bukan denga aspek reaksi.
5.
Pelatihan
Pelatihan
atau belajar dibawah bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek reaksi.
Kepada anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi
teransang
C. Bahaya Perkembangan
Emosi Masa AUD
Ada
beberapa bahaya dalam perkembangan emosi berkembang lebih awal dalam kehidupan
anak sedangkan yang lain tidak muncul sampai anak menginjak masa puber.
Ketelantran Emosional
Ketelataran
emosional tedak berarti bahwa anak-anak terlantar dari semua pengalaman
emosional.Hal ini berarti bahwa anak-anak tidak cukup mendapatkan pengalaman
emosional yang menyenangkan terutama keingintahuan, kegembiraan, kebahagian,
dan kasih sayang.Sebagian anak tumbuh dalam lingkungan yang banyak memberikan
pengalaman-pengalaman emosional yang tidak menyenangkan.Ketelantaran emosi ada
hubungannya dengan ketelantaran kasih sayang.
Sebab Ketelantaran Kasih Sayang
Bayi, mungkin karena dititipkan di panti asuhan atau
terlantar dari sumber kasih sayang yang tetap karena kematian salah satu atau
kedua orang tua.Atau karena penolakan orang tua, diabaikan, atau mendapat
perlakuan yang salah, atau mungkin orangtua berpandangan bahwa memperlihatkan
kasih sayng berarti “memanjakan” anak.
Sebaliknya, ketelantaran kasih sayang mungkin disebabkan
oleh penolakan anak terhadap orang tua karena orang tua tidak memenuhi
kebutuhan anak.
Dampak Ketelantaran Kasih Sayang
a)
Mengalami keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Keadaan sedih pada bayi karena kurang
perawatan kasih sayang menghambat sekresi hormone kelenjer dibawah otak,
termasuk didalamnya hormone pertumbuhan.
b)
Perkembangan motoric
duduk, berdiri dan berjalan, umumnya terlambat, sehingga anak menjadi lebih
canggung dan kikuk dibandingkan dengan teman sebayanya.
c)
Perkembangan bicara
terlambat, mengalami gangguan bicara, misal gagap.
d)
Perkembangan
intelektual terlambat. Anak tidak mampu memusatkan perhatian dan perhatiannya
mudah beralih.
e)
Mengalami hambatan
dalam belajar bergaul dengan orang lain.
f)
Reaksi emosional dan
social yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari ketelantaran kasih sayang.
Dampak Jangka Panjang Ketelantaran Emosional
Meningkatkan kecendrungan timbulnya malasuai apabila hal
itu diikuti dengan kondisi lain yang tidak menyenangkan.
Terlalu Banyak Kasih
Sayang
Akan
mendorong anak untuk belajar memusatkan kasih sayang pada diri sendiri dan
menuntut dan mengharapkan kasih sayang dari orang lain. Akan mendorong anak
memusatkan kasih sayang mereka secara menyolok kepada satu atau dua orang saja.
Hal ini akan membuat anak cemas dan tidak tentram apabila orang-orang itu tidak
ada atau apbila perilaku mereka pada suatu saat mengesankan bahwa hubungan itu
tentram.
Beberapa factor yang
mempengaruhi dampak ketelantaran kasih sayang:
1.
Taraf ketelantaran, frustasi
yang ringan terhadap hasrat akan kasih sayang.
2.
Saat terjadinya
ketelantaran, usia 6 bulan sampai 5 tahun adalah masa kritis ketelantaran kasih
sayang.
3.
Orang yang dipisahkan
dair anak. Anak akan merasa tidak disukai, tidak dicintai, dan ditolak.
4.
Luas pemisahan. Jika
dipisahkan kurang dari 3 bulan, menyebabkan resumsifisik dan mental yang
normal.
5.
Kepribadian,
6.
Urutan kelahiran, anak
sulung terbiasa dengan perhatian dan kasih sayang sehingga lebih mudah dirusak
oleh anank-anak yang lahir kemudian.
7.
Ukuran keluarga.
Anak-anak dari keluarga besar terbiasa dengan hubungan yang agak kurang dengan
ibu, tidak lebih mudah dirusak ketelantaran kasih sayang dibandingkan dengan anak tunggal.
8.
Pengganti sumber kasih
sayang yang memuaskan.
Perubahan Emosi Pada
Bayi
Menurut Lewis,
(2002) pembagian emosi dibagi menjadi 2 klasifikasi:
1.
Emosi Primer, yang
muncul pada manusia dan juga binatang, mencakup:
Kemunculan Awal
|
Emosi
|
3 bulan
|
Senang (joy), sedih (
sadness), jijik (disgust)
|
2-6 bulan
|
Marah (anger),
|
6 bulan pertama
|
Terkejut (surprise)
|
6-8 bulan
|
Takut (fear) mencapai
puncaknya pada usia 18 bulan
|
2.
Emosi yang Disadari,
1,5 – 2 tahun
|
Empati,
cemburu (jealousy), kebingungan (emmbrasment)
|
2,5 – 4 tahun
|
Kebanggaan (pride),
malu (shame), rasa bersalah (guilt)
|
Rasa
bangga muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan prilaku
tertentu (Lewis, 2002).Rasa bangga sering kali di asosiasikan dengan pencapaian
suatu tujuan tertentu.
Rasa
malu muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau
target tertentu (Lewis, 2002) anak yang sedang malu sering kali berharap mereka
bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut. Rasa malu biasanya
berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat mengakibatkan kebingungan
dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Tubuh anak yang mengalami rasa malu
biasanya akan terlihat separti mengerut seolah-olah ingin menghindar dari
tatapan orang lain.
Rasa
bersalah biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah
kegagalan (Lewis, 2002) perasaan malu dan bersalah memiliki karakteristik fisik
yang berbeda.Ketika seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah
mengecilkan tubuh mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan ketika mereka
mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya melakukan gerakan-gerakan tertentu
seakan berusaha memperbaiki kegagalan mereka.
Masa
Kanak-Kanak Madya dan Kanak-Kanak Akhir
Beberapa
perubahan yang penting dalam perkembangan emosi pada masa kanak-kanak madya dan
akhir:
1.
Peningkatan kemampuan
untuk memahami emosi kompleks, misalnya kebanggaan dan rasa malu (Kuebli,1994).
Emosi-emosi ini menjadi lebih terinternalisasi (soft generated) dan
terintegrasi dengan tanggungjawab personal.
2.
Pengingkatan pemahaman
bahwa mungkin saja seseorang mengalamai lebih dari satu emosi dalam situasi
tertentu.
3.
Peningkatan
kecendrungan untuk lebih mempertimbangkan kejadian-kejadian yang menyebabkan
reaksi emosi tertentu.
4.
Peningkatan kemampuan
untuk menekan atau menutupi reaksi emosional yang negative.
5.
Penggunaan strategi
personal untuk mengalihkan perasaan tertentu, seperti mengalihkan atensi atau
pikiran ketika mengalami emosi tertentu.
Ketika
mencapai masa kanak-kanak madya, seorang anak menjadi lebih reflektif dan
strategis dalam kehidupan emosional mereka, tetapi anak-anak dalam usia ini
juga memiliki kemampuan menunjukkan empati yang tulus dan pemahaman emosional
yang lebih tinggi dibandingkan masa sebelumnya (Thompson dan Gootvin, 2005,
hal.401-402).
Sumber Bacaan
Hurlock,
B. Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta:
Erlangga
Satrock,
John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta:
Erlangga
Seri
Ayah Bunda (1998) Dari A sampai Z tentang Perkembangan Aud, Jakarta, Yayasan
aspirasi pemuda
Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours
BalasHapusAt least 160 000 women and men are utilizing a simple and SECRET "liquid hack" to lose 2lbs each and every night while they sleep.
It's effective and works with everybody.
Here are the easy steps for this hack:
1) Go get a drinking glass and fill it up half the way
2) Proceed to learn this awesome HACK
and be 2lbs skinnier in the morning!